Jenazah Terpaksa Ditandu dengan Jalan Kaki 18 Jam, Warga Rampi, Sulawesi Selatan Protes Jokowi Hanya Bangun Tol di Jawa

Selasa, 12 Februari 2019 | 10:29
tangkap layar TRIBUN Video

warga minta dibuatkan akses jalan oleh Jokowi karena jenazah terpaksa ditandu 60 km

Suar.ID - Sebuah kejadian yang miris dan mengetuk hati terjadi di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Seorang warga Kecamatan Rampi, Ranti Tenta meninggal dunia di RS Andi Djemma, Masamba yang juga berada di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Namun, warga mengalami kesulitan saat harus membawa jenazah Ranti dari rumah sakit ke kediamannya di Rampi meski masih satu kabupaten.

Akses jalan dari Masamba menuju Rampi sangat terbatas dan tidak bisa dilewati dengan mobil ambulans.

Baca Juga : UPDATE: Kasus Kucing Diseret Sepeda Motor di Pekalongan, Pelaku Melakukannya Karena Dengar 'Bisikan'

Jenazah Ranti dibawa pulang dari Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan menuju desa Tedeboe, kecamatan Rampi.

Meski Masamba dan Tedeboe sama-sama berada di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, namun akses jalan harus melalui Poso, Sulawesi Tengah.

Jenazah Renti dibawa dari Masamba (Sulsel) menuju Lore Selatan (Sulteng) menggunakan ambulans.

Itu merupakan akses jalan terakhir yang bisa dilewati dengan ambulanz dan perjalanan menuju Rampi harus dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Baca Juga : Inilah Bripka Oky, Polisi yang Sabar dan Tenang dalam Video Viral Pemuda Banting Motor Saat Ditilang

Membawa jenazah dengan berjalan kaki bukan hal yang mudah, apalagi jaraknya sejauh 60 kilometer.

Warga bergantian membawa tandu jenazah Ranti dan menyurusi jalan setapak di hutan selama kurang lebih 18 jam.

Terlihat dalam video amatir itu, warga juga sesekali berhenti untuk istirahat karena mereka merasa kelelahan.

Hal ini terpaksa dilakukan, sebab akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat dan hanya bisa dilalui sepeda motor.

Baca Juga : Penuhi Wasiat Istrinya, Ustaz Maulana Tak akan Menikah Lagi

tangkap layar TribunVideo

warga berjalan kaki menandu jenazah sejauh 60 km

Masalahnya, bagi warga yang tidak memiliki sepeda motor harus membayar transportasi berupa ojek dengna tarif super mahal.

Untuk perjalanan dari Rampi ke Masamba, ibukota kabupaten Luwu Utara, warga harus merogoh kocek antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta tergantung kesepatakan dengan tukang ojek.

Kejadian menandu jenazah dengan berjalan kali sejauh 60 kilometer ini bukan yang pertama kali terjadi di Rampi.

Setidaknya, sudah ada 10 kali kejadian serupa sebelumnya yang disebabkan oleh buruknya akses jalan.

Roy Pathibang, perwakilan warga Rampi dan orang yang merekam video jenazah Renti ditandu berharap pemerintah pusat khususnya Presiden Joko Widodo memperhatikan mereka dan dapat membangun akses yang layak bagi warga Rampi yang terisolir.

"Kami di Rampi kurang tersentuh pembangunan, warga pun menyebut mereka "Belum Merdeka" karena kurangnya perhatian pemerintah," ujar Roy.

Warga pun merasa ada ketimpangan perhatian pemerintah yang terfokus melakukan pembangunan akes jalan di kota-kota besar.

"Padahal di kota-kota besar sudah ada akes jalan, tapi terus dilakukan pembangunan dan ditinggkatkan pembangunannya, sementara kami yang di pelosok hanya memerlukan akses sekitar 60 km tak diperhatikan," ujar Roy kepada Tribun-Video.com.

Warga Rampi mengaku cemburu melihat keberhasilan Jokowi membangun akses jalan tol di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Pak presiden bangun jalan tol di Jawa, kami juga ingin dibuatkan akses jalan, tapi tak diperhatikan," tutur Roy.

Bersamaan dengan viralnya kisah jenazah ditandu di desa Tedeboe ini, warga Rampi berharap pemerintah pusat dapat memberikan perhatian khusus.

Baca Juga : Hari Valentine Tiba, Terapkan 3 Rahasia Penting Ini Dalam Hubunganmu Agar Jadi Pasangan yang Selalu Bahagia

Tag

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber Tribun Video